Hidayat Nur Wahid: Menag Seharusnya Selamatkan Moral Bangsa dari Radikalis Amoral

Hidayat-Nur-Wahid
Hidayat Nur Wahid. (foto: dok. MPR via detik)

harianpijar.com, JAKARTA – Wakil Ketua Majelis Syuro PKS yang juga Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menyayangkan pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi terkait paham radikal masuk melalui orang berpenampilan menarik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang baik.

Menurutnya, Menag seharusnya fokus selamatkan moral bangsa dari radikalis amoral seperti pedofilia dan LGBT yang merusak bangsa.

“Seharusnya Menag selamatkan moral bangsa dan semangat beragama kalangan generasi muda dari radikalis amoral. Seperti pedofilia pria tua asal Perancis yang memakan korban 305 anak Indonesia beberapa waktu lalu. Atau radikalis LGBT yang kembali menggelar pesta seks ratusan gay di Jakarta kemarin,” kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangannya, Sabtu, 5 September 2020.

“Kedua kelompok ekstrim itu secara radikal mengulangi kejahatan mereka yang jelas-jelas melanggar hukum dan ajaran Agama, serta menghancurkan moral bangsa, pilar jaminan eksistensi bangsa,” sambungnya.

Hidayat Nur Wahid pun mengingatkan agar Menag fokus kepada tugas pokok, yakni mendorong semakin terselamatkannya moral bangsa dan majunya kehidupan beragama di Indonesia. Dirinya meminta Menag bersuara lantang soal penghancuran moral itu.

Baca juga:   Lukman Hakim Disebut Terima Uang Rp 70 Juta, Arsul Sani: PPP Hormati Fakta Hukum

“Tidak malah diam saja. Dan mestinya beliau serius menghadirkan keteladanan menjadi Muslim Moderat yang rahmatan lil alamin. Bukan justru terkesan phobia terhadap bermunculannya anak-anak muda good looking, bisa berbahasa Arab dan apalagi Hafiz (penghafal Al Quran) yang ikut memakmurkan dan mengurusi masjid, yang justru potensial menjadi generasi penerus penyelamat bangsa dengan moral dan laku beragama yang moderat dan rahmatan lil alamin,” ujar Hidayat Nur Wahid.

“Pernyataan itu sangat tidak diperlukan. Apalagi di tengah maraknya korban COVID-19, dan kasus moral di Indonesia. Harusnya Menteri Agama berterima kasih kepada anak-anak muda itu, menyambut positif tren mereka yang good looking yang hijrah, bisa bahasa Arab, apalagi Hafiz (penghafal Al Quran) yang memakmurkan masjid dan mau mengurusi masjid,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hidayat Nur Wahid mengatakan seharusnya para anak muda itu dibimbing agar masjid semakin makmur dan mereka tidak terkena penyakit masyarakat, bukan malah diframing seolah penyebar paham radikal.

Baca juga:   PKS Rencanakan Pertemuan Aher-Anies untuk Bangun Chemistry

“Janganlah anak-anak muda good looking yang bisa dari kalangan selebritis, artis dan lain-lainnya itu malah di stigma dan diframing sebagai pintu penyebaran radikalisme melalui masjid,” tuturnya.

Hidayat Nur Wahid menilai bila perilaku tidak bijak seperti ini terus dilakukan, bisa berdampak pada berkembangnya saling curiga di antara jamaah masjid, dan membuat anak-anak muda itu malah takut ke masjid. Pada akhirnya mereka kembali ke lingkungan yang destruktif dan jauh dari spirit positif masjid.

Hidayat Nur Wahid mengatakan lebih sesuai dengan tupoksinya, apabila Menag mendukung anak-anak muda untuk aktif di masjid atau rumah ibadah lainnya sesuai dengan agama yang dianutnya. Dan mengajak semuanya, bukan hanya yang ke masjid saja untuk beragama yang Moderat, toleran, cinta bangsa dan negara, serta rahmatan lil alamin, daripada phobia terhadap anak-anak muda yang aktif di Masjid.

Dengan spirit semacam itu, Hidayat Nur Wahid yakin mereka akan menemukan lingkungan yang konstruktif, jauh dari lingkungan kejahatan atau kegiatan yang destruktif dan tidak bermoral. (nuch/det)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini