Peneliti: Penempatan Ahok Jadi Bos BUMN Tidak Langgar Aturan Normatif

ahok-6
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Foto:Google).

harianpijar.com, JAKARTA – Peneliti dari Parameter Research Cansultant, Edison Lapalelo menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang disebut-sebut akan menjadi bos disalah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), banyak mendapat protes dari berbagai pihak.

Selain itu, ada juga yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memberantas mafia di perusahaan plat merah tersebut.

“Terkait dengan ada yang mendukung dan ada yang menolak, saya kira ini yang harus kita cermati sehingga jangan kita tempatkan Ahok sebagai orang yang menjadi monster yang menakutkan,” kata Edison saat dikonfirmasi, di Jakarta, Kamis 21 November 2019.

“Atau sebaliknya Ahok menjadi dewa bagi orang-orang tertentu, karena akan terus menimbulkan pecahan pendapat atau opini yang sesungguhnya tidak penting untuk dipertahankan dalam membangun bangsa,” lanjutnya.

Baca juga:   Kuasa Hukum Ahok: Sepanjang Jaksa Belum Mencabut Banding Akan Berjalan Terus

Menurut Edison, seharusnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu ditempatkan secara proposional yang sama dalam hak sebagai warga negara Indonesia. Artinya, Ahok dianggap atau dipandang profesional dalam hal itu dan tidak melanggar atau menabrak aturan-aturan normatif di Indonesia.

“Jadi ya silahkan saja Ahok diangkat sebagai Direktur BUMN, tetapi kalau tidak memenuhi aturan maka tidak perlu diangkat atau dilantik,” ujar Edison.

Lebih lanjut, ditegaskan Edison, bahwa soal adanya permintaan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk mundur dari keanggotaan partai politik, jika menjadi direktur utama, hal itu dikembalikan pada peraturan di BUMN.

Karena itu, diharapkan BUMN bisa menjelaskan kepada publik apakah wacana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jadi bos di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini melanggar aturan atau tidak, agar masyarakat tahu melanggar aturan atau tidak.

Baca juga:   Teriak Bunuh Ahok, KPAI: Minta Polisi Usut Orang Dewasa Dibalik Aksi Anak

“Tidak usah kita membangun narasi bahwa yang menolak Ahok ini adalah orang-orang yang ada di dalam lingkaran yang tidak baik alias suka korupsi atau sebaliknya yang menerima dan mendukungnya Ahok adalah orang-orang baik di dalam lingkaran tidak korupsi,” ucapnya.

Sementara, dikatakan Edison, bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) jangan sampai di jadikan korban dari dua persepsi yang berbeda jika tidak diperjelas di publik. Hal ini akan timbul prasangka asumsi, bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dijadikan umpan.

“Mana orang orang yang sudah berkawan dan mana orang orang masih melawan,” tandasnya. [elz/med]

SUMBERMedia Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini