Mendagri: Tidak Baik Menginginkan Sesuatu Secara Berlebihan

mendagri-tjahjo-1
Tjahjo Kumolo, siapapun yang memiliki melik keinginan berlebihan, pasti hatinya penuh hawa nafsu.

JAKARTA, harianpijar.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT).

Menurut Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo dalam grup WhatsApp melampirkan tulisan dengan tagar #renungandiri.

Meski tak menyinggung soal OTT, namun dalam tulisan Tjahjo Kumolo berkaitan dengan nafsu yang berlebih. Dalam bahasa Jawa disebut “melik”. Ketika terjangkiti “penyakit” ini, seseorang akan lupa diri.

“Ia akan mudah melanggar tata aturan dan norma. Melik berbeda dengan keinginan. Keinginan sama dengan angan-angan, cita-cita. Melik bersifat lebih keras, lebih parah, dan jika sudah terpaksa, orang yang memiliki melik akan melakukan cara apapun,” kata Tjahjo Kumolo, Selasa 29 Agustus 2017.

Baca juga:   Pernyataan Fadli Zon Modus Baru Teror Terhadap Febri Sebagai Jubir KPK

Lebih lanjut, Tjahjo Kumolo menegaskan, jika sudah demikian maka tidak heran apa yang diinginkan orang tersebut, jauh dari gapaian. Selanjutnya, sifat melik menuntun untuk menghalalkan segala cara. Mencuri, merebut dengan paksa kerap dilakukan mereka, rasa kemanusiaan perlahan juga hilang.

“Siapapun yang memiliki melik (keinginan berlebihan), pasti hatinya penuh hawa nafsu. Nalar macet, akal buntu, rasa kemanusiaan juga lenyap,” tegas Tjahjo Kumolo.

Selain itu, dikatakan Tjahjo Kumolo, yang ada di pikiran orang melik hanya satu: bagaimana mendapat keinginan mereka, kalau perlu dengan cepat. Lain itu, Tjahjo Kumolo juga menggunakan istilah kojur tenan dalam menggambarkan melik di tahap ini. Artinya sekira pikiran yang gelap dalam bahasa Jawa, dan mengarah ke kehancuran.

Baca juga:   Terkait OTT di PN Jaksel, KPK Segel Satu Mobil dan Satu Ruangan

“Meminta juga tidak merasa malu, mencuri juga boleh. Segala cara dihalalkan. Toh, yang namanya aturan, batasan, kemanusiaan, hanyalah buatan manusia. Semua bisa diubah, dibuang, diinjak di bawah telapak kaki. Saat itu, semua menjadi tidak perlu karena yang perlu hanyalah bagaimana melik-nya bisa tercapai,” kata Tjahjo Kumolo.

SUMBERMetrotvnews

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini