JAKARTA, harianpijar.com – Dua Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Fadli Zon dan Arief Poyuono, ‘perang’ statement di media massa. Hal itu berawal dari pernyataan Arief Poyuono yang membuatnya dipolisikan oleh PDI Perjuangan (PDIP). Bukannya membela, Fadli Zon menyebut, partai akan memberikan sanksi kepada Arief Poyuono.
Selanjutnya, Arief Poyuono bermanuver dengan memberikan pujian kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menyebutnya berpeluang memimpin Indonesia selama dua periode. Arief Poyuono pun terkesan ‘menyelingkuhi’ Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang digadang-gadang akan kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2019.
Pernyataan Arief Poyuono itu ditanggapi lagi oleh Fadli Zon. Wakil Ketua DPR itu menyebut Arief Poyuono mencla-mencle. Tak terima dikatakan begitu, Arief Poyuono lalu menyindir Fadli Zon sebagai kacung neolib.
Tak sampai disitu, Fadli Zon kembali melancarkan serangan. Ia mengatakan Arief Poyuono membuat statement tersebut karena tengah sakit gigi. Lalu ia membongkar ‘aib’ Arief Poyuono yang menurutnya sudah pernah mendapat teguran keras dari partai meski tidak menyebut dalam kasus apa.
Sementara itu, Sufmi Dasco Ahmad, yang juga salah satu petinggi Gerindra, meminta keduanya menurunkan ‘tensi’ dan menyelesaikan masalah di lingkup internal partai saja.
“Mari secara dewasa menyelesaikan masalah secara dewasa dan di internal, jangan perang di media gitu,” kata Sufmi Dasco Ahmad dalam perbincangan, pada Kamis, 10 Agustus 2017.
Sufmi Dasco Ahmad, yang juga menjabat Waketum Gerindra itu berharap kedua koleganya tersebut bisa bijaksana. Pasalnya, sebagai petinggi partai, sudah sewajarnya mereka memberikan contoh yang baik kepada jajaran di bawahnya.
“Sesama petinggi partai, harusnya tidak layak seperti itu. Kan bisa membingungkan anggota,” ujar Sufmi Dasco Ahmad.
Selain itu, Sufmi Dasco Ahmad juga menyatakan perbedaan pendapat sudah biasa terjadi di lingkungan internal. Namun bukan berarti perselisihan harus diumbar di muka umum.
“Biasa kalau ada masalah antara pengurus, jajaran yang tidak dalam level tingkat atas. Tapi ini kan mereka sudah tingkat atas, masak polemik di media gitu,” kata Sufmi Dasco Ahmad.
Bila terus melanjutkan perselisihan dan polemik seperti itu, Fadli Zon dan Arief Poyuono bisa saja membuat kesal Prabowo Subianto. Sebab, pada akhirnya partailah yang akan mendapat citra buruk.
“Saya aja jengkel, apalagi Pak Prabowo,” tandas Sufmi Dasco Ahmad.