Ini Cerita Irjen M Iriawan Selama Menjabat Kapolda Metro Jaya

Irjen-M-Iriawan-1-1
Irjen M Iriawan. (foto: google images)

JAKARTA, harianpijar.com – Jakarta berulang kali diwarnai unjuk rasa, sementara umat menamakannya Aksi Bela Islam. Lain itu, massa memprotes ucapan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengutip Surat Al Maidah saat kunjungan kerja di Kepulauan Seribu.

Selanjutnya, demo anti- Ahok dilakukan berjilid-jilid, diantaranya, ada aksi 411, 212, 313 dan 55. Bahkan, umat satu suara mengatakan Ahok telah melakukan penistaan agama. Kemudian, Ahok dinyatakan bersalah dan divonis majelis hakim dengan hukuman penjara.

Sementara, dalam situasi mencekam seperti ini, keamanan ibu kota menjadi tanggung jawab Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya dan TNI pun turun tangan. Bahkan, polisi dari luar Jakarta juga diperbantukan.

Sedangkan, saat itu Irjen M Iriawan merupakan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya. Bahkan, sejak pagi hingga malam dirinya memastikan situasi terkendali. Lain itu, Irjen M Iriawan tak segan-segan dengan membonceng Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksamana langsung memantau dengan menggunakan motor trail.

Sementara, menurut Irjen M Iriawan, situasi saat itu cukup menyita waktu dan pikirannya. Namun, Irjen M Iriawan saat ini telah dimutasi menjadi Asisten Operasi (Asops) Kapolri. Dirinya menceritakan pengalamannya ini ketika dilakukan acara pisah sambut.

Baca juga:   Lebih Pilih Jadi Host Ketimbang Menteri, Ahok: Saya Mesti Tahu Kondisi dan Fakta

“Karena memang selama sepuluh bulan itu tensi tinggi, di atas 140. RPM-nya 12 terus, enggak pernah berhenti,” kata Irjen M Iriawan di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ), Rabu 26 Juli 2017 baru lalu.

Kemudian, Irjen M Iriawan juga teringat dengan ucapan Mayjen Teddy Lhaksamana, dengan situasi masih panas, sempat terjadi kericuhan. Namun, Irjen M Iriawan mengaku pasrah jika harus mengalami hal paling buruk.

“Saya bilang, ‘abang, kalau seandainya umur kita berakhir di sini, Allah sudah membuatkan takdir, tapi kita punya kebanggaan. Dari pada kita tak berbuat tapi tak copot, lebih baik kita berbuat. Kalau dicopot itu sudah risiko’. Alhamdulillah Allah memberikan berkah kepada kami,” kata Irjen M Iriawan dalam ceritanya.

Selanjutnya, usai aksi bela Islam itu, rekannya Kapolri Brunei Darussalam Jenderal Jimmi menghubungi dan mengatakan sangat terkejut melihat banyaknya massa.

Baca juga:   Jurubicara Istana: Presiden Persilakan Siapa Pun Adukan Soal Status Gubernur Ahok Ke PTUN

“Itu besar sekali. Saya bilang, ‘itu seluruh penduduk Brunei turun ke jalan’. Dia bilang ‘kok bisa?’. Itu karena Allah. Itu pengalaman yang tak terlupakan,” jelas Irjen M Iriawan.

Sementara, Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun memuji kinerja Irjen M Iriawan selama di Polda Metro Jaya. Selain mengamankan ibu kota, salah satu prestasi, yakni mengungkap penyelundupan narkoba jenis sabu satu ton jaringan internasional di kawasan Anyer, Serang, Banten.

“Penangkapan kasus-kasus besar cukup banyak, narkotika ini dalam sejarah pengungkapan narkotika yang terbesar lah di zamannya Pak Iriawan. Saya beri apresiasi yang amat tinggi. Saya anggap sangat sukses,” kata Jenderal Tito Karnavian.

Lain itu, Jenderal Tito Karnavian juga mengaku membutuhkan Irjen M Iriawan karena ada pekerjaan lebih besar ketika menjadi Asops. Beberapa tugas untuk Irjen M Iriawan seperti pagelaran Asian Games, World IMF di Bali, dan juga 171 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

“Saya memerlukan beliau untuk membantu saya di posisi yang lebih menantang,” tandas Jenderal Tito Karnavian.

SUMBERMerdeka

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini