JAKARTA, harianpijar.com – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menyatakan akan menembak mati bandar narkoba dari luar negeri, karena Indonesia saat ini menjadi pasar baru jaringan narkoba internasional.
“Kami bertekad berantas dan ambil tindak tegas ke bandar utama. Lebih spesifik adalah peringatan kami ke bandar luar negeri. Karena jelas mereka mengangggap Indonesia pasar utama,” kata Jenderal Tito Karnavian saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 20 Juli 2017.
Labih lanjut, ditegaskan Jenderal Tito Karnavian, penangkapan sabu satu ton di Anyer, Banten, Jawa Barat adalah bukti bahwa Indonesia menjadi pasar baru setelah Filipina memberlakukan tembak mati bagi pengedar dan bandar narkoba.
“Mungkin karena mereka tindak tegas akhirnya selain jadi potensi market, kita dianggap lemah bertindak, hukum kita lemah sehingga mereka (bandar dan pengedar) merajalela,” tegas Jenderal Tito Karnavian.
Menurut Jenderal Tito Karnavian, perintah tembak mati bagi bandar narkoba ini bukan hanya ancaman belaka karena sudah dilaksanakan ketika polisi menembak mati pengendali sabu satu ton di Anyer, Lin Ming Hui WNA asal Cina.
Selain itu, pernyataan Jenderal Tito Karnavian ini didukung oleh Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari.
“Mereka (bandar-red) cari pasar baru dan salah satunya Indonesia,” kata Irjen Arman Depari pada kesempatan yang sama.
Menurut Irjen Arman Depari, selain imbas tembak mati bagi bandar dan pengedar di Filipina, ada pergeseran lain dalam dunia peredaran narkotik yakni dari heroin ke sabu.
Selanjutnya, juga dijelaskan Irjen Arman Depari, wilayah Segitiga Emas yang memproduksi heroin bukan lagi sumber peredaran narkotik di Indonesia, tapi bergeser ke Sungai Mekong yang memproduksi sabu.
“Sindikat juga bergeser ke sungai Mekong. Sumbernya di Myanmar, Thailand dan Laos,” jelas Irjen Arman Depari.
Sebagaimana yang diucapkan Jenderal Tito karnavian, Irjen Arman Depari juga menyatakan perang kepada bandar ini. “Kami akan mengejar dengan peralatan senjata,” tandas Irjen Arman Depari.