
BENGKULU, harianpijar.com – Sembilan narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Malabero Kota Bengkulu, terlibat perkelahian. Lain itu, akibat perkelahian tersebut dua narapidana terkena luka tusuk dan lebam.
“Sembilan orang ditahan, dua orang di antaranya terluka tusuk dan lebam akibat dikeroyok tujuh orang pelaku,” kata Kapolda Bengkulu Brigjen Coki Manurung, di Bengkulu, Jumat 7 Juli 2017.
Menurut Brigjen Coki Manurung, dua korban yakni Wiki (29) yang mengalami luka tusuk di bagian perut sebelah kanan, dan Koko Irawan (21)) yang mengalami luka lebam di bagian muka. Sedangkan, tujuh pelaku pengeroyokan kedua korban diantaranya, Riken, Siregar Alam, Merli, Yandri Irawan, Chandra, Hendrik, dan Virgo.
Lebih lanjut, ditegaskan Brigjen Coki Manurung, kronologi kejadian berawal saat salah seorang korban, Koko Irawan meminta rokok kepada Diki dan secara tidak sengaja kaki Koko Irawan tersandung kaki Chandra.
Karena, merasa tidak senang, Chandra menantang Koko Irawan sehingga terjadi adu mulut antara keduanya. Emosi tersulut membuat Chandra mencekik leher Koko Irawan dan tidak lama kemudian enam pelaku lainnya mengeroyok Koko Irawan.
Sementara, Wiki yang melihat pengeroyokan itu, berniat menolong namun yang bersangkutan justru terkena tusukan benda tajam di bagian perut.
Saat keributan itu terjadi, anggota polisi tiba di lokasi dan melerai para tahanan yang terlibat perkelahian dan mengamankan tujuh pelaku pengeroyokan.
Sedangkan kedua korban yakni Wiki dan Koko Irawan dibawa ke RS Polda Bengkulu untuk mendapatkan penanganan. “Tempat kejadian perkara sudah diamankan anggota dan saat ini pelaku dan korban akan diperiksa,” kata Brigjen Coki Manurung.
Sementara, menurut Kapolsek Teluk Segara, Kompol Jauhari mengatakan saat ini situasi di Rutan Malabero tersebut sudah kondusif dengan penjagaan dari sejumlah personel dari Satuan Brimob Polda Bengkulu.
Sedangkan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bengkulu, Liberti Sitinjak mengatakan peristiwa perkelahian itu akibat kesalahpahaman antar-tahanan.
“Ini hanya salah paham. Wajar kalau kita lama-lama kumpul di suatu tempat ribut,” kata Liberti Sitinjak.