JAKARTA, harianpijar.com – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menganggap ancaman teror berupa peletakan bendera ISIS dan selebaran ancaman sebagai hal biasa. Lain itu, diminta kasus tersebut tidak dibesar-besarkan.
“Siapa pun juga bisa buat yang kayak gitu. Jadi saya pikir kita enggak perlu panik, biasa-biasa saja. Yang jelas serahkan kepada kepolisian untuk melakukan penyelidikan,” kata Jenderal Tito Karnavian saat dikonfirmasi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu 5 Juli 2917.
Menurut Jenderal Tito Karnavian, bendera tersebut memang menyerupai bendera ISIS. Hanya saja ada perbedaan pada penulisannya.
“Ya bisa oleh kelompok (ISIS) itu, bisa juga oleh pihak ketiga yang ingin membuat situasi menjadi kisruh. Bisa saja. Ini Pak Kapolda dan Densus sedang melakukan penyelidikan. Jadi saya pikir kita jangan negative thinking dulu bahwa itu adalah serangan teror,” tegas Jenderal Tito Karnavian.
Namun, dijelaskan Jenderal Tito Karnavian, dirinya juga meminta kepada jajarannya untuk tidak meremehkan insiden tersebut. Dirinya memerintahkan petugas untuk memperketat pengamanan.
“Tapi itu tidak perlu menjadi panik. Karena kepanikan itu yang diharapkan oleh pelaku teror,” jelas Jenderal Tito Karnavian.
Lain itu, juga dikatakan Jenderal Tito Karnavian, dirinya menilai tujuan teror bukan untuk membunuh orangnya. Melainkan dampak ketakutan yang disebar ke masyarakat.
“Makanya mereka memerlukan media. Saya sudah sampaikan kepada anggota saya juga di bagian humas, kalau ada yang ketemu seperti itu enggak usah diekspos ke media,” kata Jenderal Tito Karnavian.
Hal ini dikarenakan ada potensi tindakan tersebut berasal dari orang iseng. Sementara, jika benar itu tindakan terorisme, maka dia sukses menggegerkan Indonesia karena secara tidak langsung dibantu media massa.
“Dia maunya semua menjadi panik, senang dia. Karenanya, kalau ada yang seperti itu, sebaiknya diamankan, tidak perlu dibesarkan di media. Tapi tetap kami selidiki dan cari siapa yang meletakkan di situ,” tandas Jenderal Tito Karnavian.