Masyarakat Desa Panombean Marjanji Puluhan Tahun Rindukan Perbaikan Jalan

jln-hancur
Kepala Desa Panombean Marjanji, Hendrik Siahaan, jalan ini merupakan akses jalan satu-satunya yang juga sebagai penghubung dua desa. (foto: Harian Pijar/Dedi Sihombing)

Dilaporkan oleh kontributor harianpijar.com Dedi Sihombing

SIMALUNGUN, harianpijar.com – Jalan Kabupaten yang terletak di Desa Panombean Marjanji, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, kondisinya semakin memprihatinkan. Pasalnya, jalan yang panjangnya kurang lebih 7 Km ini, sudah puluhan tahun belum mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Simalungun.

Berdasarkan pantauan harianpijar.com dilokasi, Sabtu 13 Mei 2017 kemarin, sekitar pukul 12.00 WIB, jalan yang menghubungkan Desa Panombean Marjanji dengan Desa Bayu Bagasan ini hancur dan cukup parah.

Akibatnya angkutan kota (Angkot) yang membawa anak-anak sekolah enggan untuk masuk ke Desa Panombean Marjanji. Hal ini juga dirasakan oleh para petani, dimana hasil pertaniannya tidak dapat dipasarkan ke kota, sehingga mengakibatkan lemahnya ekonomi masyarakat di desa tersebut.

Lain itu, panjang jalan yang rusak kurang lebih 7 Km ini, kondisinya sudah terjadi bertahun-tahun dan belum mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Simalungun.

Menurut salah satu warga G Samosir, mengatakan, jalan desa ini sudah puluhan tahun tidak pernah diperbaiki. Akibat dari kerusakan jalan tersebut, berdampak pada anak-anak sekolah yang harus berjalan, karena angkutan kota (Angkot) tidak mau masuk karena kerusakan jalan.

jln-hancur1
. (foto: Harian Pijar/Dedi Sihombing)

Selanjutnya, juga dikatakan G Samosir, akibat lain juga dirasakan oleh para petani, akibat jalan rusak yang semakin parah hasil pertanian sulit untuk di pasarkan ke kota yang mengakibatkan semakin lemahnya penghasilan perekonomian masyarakat desa.

“Akibat rusaknya jalan yang semakin parah, berdampak dengan penghasilan perekonomian masyarakat desa,” kata G Samosir.

Baca juga:   Masyrakat Desa Bangun Rakyat, Inginkan Sumber Air Bersih Parbatuan Dijadikan Bumdes

Lebih lanjut, G Samosir menjelaskan, pada tahun 2014 Bupati Kabupaten Simalungun DR JR Saragih SH MH, saat berkunjung ke desa pada acara Panen Raya, pernah menjanjikan perbaikan jalan tersebut. Namun, hingga saat ini belum terealisasi perbaikan dan jalan pun semakin parah kerusakannya.

“Kami warga desa sangat merindukan perbaikan jalan yang dahulu pernah dijanjikan oleh bapak Bupati Simalungun JR Saragih, saat berkunjung ke daerah kami dalam acara Panen Raya,” jelas G Samosir.

Bahkan, menurut G Samosir, Bupati Kabupaten Simalungun JR Saragih saat itu sampai terharu melihat kondisi jalan yang sangat memprihatinkan. “Sehingga beliau berjanji untuk segera memperbaiki jalan tersebut,” kenang G Samosir.

Sementara, menurut F Panjaitan salah seorang warga lainnya, sudah tiga puluh sembilan tahun usia saya sekarang ini sepertinya belum pernah melihat jalan ini diperbaiki oleh pemerintah kabupaten.

Selain itu, jika melihat kondisi masyarakat sekarang ini sudah sangat rindu dan bercampur rasa apatis terhadap tindakan dari pemerintah kabupaten. Lain itu, kami warga juga bosan mendengar janji-janji dari Pemerintah Kabupaten untuk memperbaiki jalan ini.

Lebih lanjut, F Panjaitan mengatakan, yang lebih miris saat melihat para anak- anak untuk pergi kesekolah dijaman modern ini harus berjalan kaki pergi sekolah ke kota, karena Angkutan Kota (Angkot) tidak mau masuk untuk membawa mereka. “Saya berharap Bapak Presiden Joko Widodo (pemerintah pusat) memperhatikan desa kami,” kata F Panjaitan.

Baca juga:   Terkait Penusukan Anggota Brimob, Gubernur DKI: Diminta Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Sedangkan, menurut Kepala Desa Panombean Marjanji, Hendrik Siahaan, apa yang dikatakan warganya semuanya benar. Lain itu, jika dirinya mempunyai wewenang untuk menggunakan dana desa dan dapat dialokasikan untuk membangun jalan desa ini pasti sudah kami perbaiki.

jln-hancur2
Kepala Desa Panombean Marjanji, Hendrik Siahaan. (foto: Harian Pijar/Dedi Sihombing)

Lebih lanjut, juga dijelaskan Hendrik Siahaan, jalan ini merupakan akses jalan satu-satunya yang juga sebagai penghubung dua desa. Karena itu, penduduknya yang berjumlah 1500 kepala keluarga ini sangat mendambahkan akan jalan tersebut di perbaiki.

Selain itu, Hendrik Siahaan juga mengatakan, dirinya selalu menjadi bahan cemoohan warganya, karena tidak mampu memperbaiki jalan tersebut, apalagi kondisi jalan berlubang dan sebagian telah dihantam longsor dan telah memakan dua korban jiwa.

“Saat melihat anak sekolah yang harus berjalan kaki ke kota dan mereka basah bila arus air deras. Hal itu yang dirinya tidak tega untuk melihatnya,” kata Hendrik Siahaan sambil menyeka air matanya yang tak tahan melihat kondisi itu.

Sementara, ditegaskan Hendrik Siahaan, selaku perangkat desa dirinya telah berulangkali membawa masalah jalan ini ke Musrenbang. “Namun, sampai saat ini tidak ada realisasi, sementara untuk memperbaiki jalan desa yang merupakan jalan kabupaten dan panjangnya kurang lebih 7 Km dirinya tidak mempunyai andil untuk memperbaiki, sementara masyarakat terus menuntut,” tandas Hendrik Siahaan. (Dedi Sihombing)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini