JAKARTA, harianpijar.com – Calon Gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menanggapi dingin atas seruan dari salah satu dewan masjid di Jakarta Selatan yang menolak bantuannya. Lain itu, menurut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), itu bukan perkara besar.
“Nggak apa-apa. Menolak bantuan mah itu nggak dosa gede,” kata Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017.
Sementara, penolakan bantuan dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) datang dari pimpinan cabang Dewan Masjid Indonesia Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lain itu, surat imbauan penolakan beredar di media sosial.
Selanjutnya, surat itu berisikan imbauan pada seluruh pengurus masjid di Jakarta untuk menolak segala bentuk bantuan dari pasangan calon Ahok-Djarot maupun tim sukses paslangan caon dengan nomor urut dua.
Sementara, menurut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkit beredarnya spanduk propaganda menjelang putaran kedua di Pilkada Jakarta 2017. Banyak masjid dan musala yang memasang spanduk bertuliskan tidak akan mengurus dan mendapatkan jenazah pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau penista agama.
“Menolak salatkan orang mati saja berani melanggar aturan. Menolak bantuan mah biasa saja,” kata Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Berikut sebagian kutipan dari isi surat imbauan tersebut:
“Maka kami pengurus DMI dan MUI Kecamatan Jagakarsa mengimbau kepada seluruh Ta’mir masjid atau musala, apabila kedatangan timses kuffar (Ahok)/ relaNU akan merenovasi masjid agar ditolak dalam bentuk apapun, dan mereka diharamkan masuk maajid/musala kalaupun mereka muslim pendukung termasuk fasiq”.
Surat imbuan dengan nomor 055/DMI-JGKS/SH/III/2017 itu bersifat penting.
Surat ditanda tangani oleh Ketua DMI Kecamatan Jagakarsa Hia. Ghozy dan Ketua MUI Kecamatan Jagakarsa KH. Sulaiman Rahimin.