Isu Agama Yang Dihembuskan di Pilkada DKI, Hanya Untuk Jatuhkan Lawan

Gus Sholeh.Mz, kenapa Al Maidah 51 hanya diterapkan di Jakarta saja, tidak diterapkan di kota lain. Di Papua, PKS mendukung pendeta menjadi pemimpin.

JAKARTA, harianpijar.com – Ketua Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat (Forkum) Gus Sholeh Mz menilai isu agama yang dihembuskan di Pilkada DKI Jakarta hanya untuk menjatuhkan pesaingnya yang berbeda agama.

Menurut Gus Sholeh Mz, padahal pilkada Serentak 2017 digelar di 101 wilayah, namun dirinya mempertanyakan mengapa surat Al-Maidah ayat 51 hanya terjadi di DKI Jakarta.

“Kenapa Al Maidah 51 hanya diterapkan di Jakarta saja, tidak diterapkan di kota lain. Di Papua, PKS mendukung pendeta menjadi pemimpin,” kata Gus Sholeh Mz, saat diskusi kebangsaan bertemakan “Islam dan Permasalahan Kebangsaan Saat Ini” di Cafe Pelangi lantai 2, Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu 18 Maret 2017.

Lebih lanjut, Gus Sholeh Mz juga menegaskan, hanya orang yang sakit hati saja yang selalu mencari kesalahan orang lain, tidak mau melihat kebenaran yang ada. Padahal, menurutnya Indonesia adalah negara Pancasila yang menjadi saripati dari ideologi yang ada di seluruh dunia.

Baca juga:   Sekjen PDIP: Surat Perintah Megawati Untuk Menangkan Ahok-Djarot, Ini Bentuk Semangat Gotong Royong

Karena itu, dirinya juga menyayangkan hanya gara-gara pakai baju kotak-kotak saja, orang meninggal tidak mau dishalatkan. Lantaran, ada penyebaran spanduk “Tolak Shalati Jenazah Pro-Ahok” semakin massif beredar di beberapa masjid dan mushala di Jakarta.

“Islam diajarkan untuk damai tanpa permusuhan, tapi ini kok malah menciptakan kegaduhan. Pendukungnya saja ciptakan kebencian, terus mau pilih calon pemimpin yang ciptakan permusuhan,” tegas Gus Sholeh Mz.

Selanjutnya, juga dikatakan Gus Sholeh Mz, pilkada ini hanya urusan politik, sehingga masyarakat tidak boleh cepat termakan oleh janji yang diberikan dengan mengatasnamakan permusuhan. Sebab, fenomena yang terjadi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan sekali, hanya karena gara-gara pilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), orang meninggal tidak dishalatkan.

Baca juga:   GNPF MUI: Warga Jakarta Diminta Tidak Halalkan Segala Cara dan Semua Pihak Jauhi Praktik Anarki

“Nabi Muhammad selalu mengajarkan kebaikan antara sesama, ini akan menjadi satu hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT,” kata Gus Sholeh Mz.

Sementara, menurut Gus Sholeh Mz, pada prinsipnya bahwa agama tidak bisa dicampuradukkan dengan politik. Apabila agama dijadikan alat untuk mengejar kepentingan politik, akan mudah sekali terjadi konflik.

“Prinsip yang penting jangan mencampuradukkan agama dengan politik. Jangan jadikan agama barang murah dalam mengejar target politik. Ini asal muasal kita mudah marah,” tandas Gus Sholeh Mz.

SUMBERBeritasatu.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini