JAKARTA, harianpijar.com – Forum Ustadz Kampung dan Pemuda Muslim Pro-NKRI (FUPM) menilai bahwa opini memilih pemimpin harus muslim, merupakan hal yang dipaksakan. Lain itu, mereka lebih cenderung menolak pemimpin yang korup, zalim, dan tidak pro-rakyat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Hal itu disampaikan sejumlah pengurus FUPM saat mendeklarasikan dukungan untuk pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Ahok-Djarot.
“Meski cagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan non muslim, namun tindakannya seperti muslim, makanya kami mendukungnya,” kata Kordinator FUPM Ustadz Rizal Maulana, di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat 17 Maret 2017.
Lebih lanjut, dalam deklarasinya Forum Ustadz Kampung dan Pemuda Muslim Pro-NKRI (FUPM) memaparkan berbagai alasan kenapa mereka mendukung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI, adalah sebagai berikut:
- Gubernur adalah jabatan administrasi, sesuai UUD 1945, siapapun agama dan sukunya punya hak sama pada pilkada;
- Gubernur tidaklah memimpin dalam agama, karena bertugas melayani masyarakat dalam pembangunan;
- Djarot Saiful Hidayat juga seorang muslim dari NU. Jadi, tak ada alasan menolaknya;
- Ahok non muslim namun telah berulang kali memberangkatkan haji dan umrah umat muslim. Ahok juga menaikkan gaji penjaga makam dari Rp500 ribu menjadi Rp3,3 juta/bln. Menaikkan gaji para PHL, pembersih sampah, penjaga taman, dan lainnya. Meningkatkan kesejahteraan marbot, dan seabrek tindakan positif lainnya;
- Ahok sudah meminta maaf dalam kasus surat Al-Maidah Ayat 51.
Demikian pernyataan sikap yang dibacakan Ustadz Rizal, Ustadz Komaruddi beserta pengurus UPM lainnya di depan forum deklarasi.