Karena Coblos Ahok, Jenazah Almarhumah Hindun Tak Dishalatkan di Mushala

Sunengsih alias Neng (47), karena almarhumah ibu saya sakit, jadinya dia mencoblos di rumah, semua orang lihat, harusnya kan pilihan ibu saya itu rahasia.

JAKARTA, harianpijar.com – Calon gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tidak tahu soal jenazah almarhumah Hindun binti Raisan (77) yang tidak dishalatkan di mushalla Al Mukmin, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Selasa 7 Maret 2017 lalu.

Menurut Sunengsih alias Neng (47) putri bungsu almarhumah, menduga hal itu karena pilihan politik ibunya pada Pilkada Serentak 15 Februari 2017 lalu.

Sementara, calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat dikonfirmasi, belum mendengar hal itu. “Saya enggak tahu, saya enggak tahu,” kata Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada wartawan di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Jumat 10 Maret 2017.

Sedangkan, Sunengsih alias Neng (47) menjelaskan, dirinya menduga warga tahu pilihan politik yang ibunya pilih, karena pada 15 Februari lalu, saat itu ibunya masih terbaring lemah karena penyakit pengkapuran tulang dan darah tinggi. Karena itu, petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) harus datang ke rumahnya, membawa surat suara.

“Karena almarhumah ibu saya sakit, jadinya dia mencoblos di rumah, semua orang lihat, harusnya kan pilihan ibu saya itu rahasia,” jelas Sunengsih alias Neng.

Selanjutnya, menurut Sunengsih alias Neng (47) petugas TPS itu selain membawa surat suara, juga membawa paku untuk mencoblos dan sepotong styrofoam atau gabus, untuk tatakan mencoblos. Lain itu, petugas TPS juga membantu merentangkan surat suara tersebut dihadapan alrmahumah ibunya yang sudah sejak beberapa bulan terakhir tidak bisa jalan itu.

Baca juga:   Belum Berkekuatan Hukum Tetap, Pasal Penahanan Ahok Digugat ke MK

“Terserah ibu mau pilih yang mana,” kata Neng mengulangi pernyataan salah seorang petugas TPS kepada ibunnya sebelum pencoblosan.

Sedangkan, dikatakan Sunengsih alias Neng (47) ibunnya kemudian mencoblos pasangan nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat. Namun, dilakukan pencoblosan, sejumlah petugas TPS yang hadir serta keluarga yang menemani, bisa menyaksikan langsung pilihan ibunya.

“Mungkin dari situ menyebar, orang-orang jadi tahu kalau ibu saya milih Ahok,” tegas Sungsih alias Neng.

Lain itu, Sunengsih alias Neng juga mejelaskan, bahwa almarhum ibunya adalah pengagum Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Selanjutnya, ibunya juga tahu bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah menggratiskan sekolah.

Almarhumah ibunya bisa mengetahui hal tersebut, karena salah seorang putra Sunengsih alias Neng yang duduk di bangku kelas 1 SMP, sudah tidak lagi membayar uang sekolah sejak 2012 lalu.

“Ibu saya juga tahu kalau banjir sekarang sudah berkurang, ibu saya kan masih suka nonton TV,” jelas Sunengsih alias Neng.

Selanjutnya, menurut Sunengsih alias Neng, dukungan untuk Ahok – Djarot diberikan oleh almarhum ibunya juga karena pasangan tersebut didukung PDI Perjuangan. Karena, ayahnya yang meninggal pada 2012 lalu, adalah pendukung berat PDIP, dan pengagum Bung Karno. Hal tersebut, berpengaruh pada pilihan politik ibunya.

Baca juga:   Teriak Bunuh Ahok, KPAI: Minta Polisi Usut Orang Dewasa Dibalik Aksi Anak

“Jadi ibu saya ya namanya istri, dia ikut suami,” tegas Sunengsih alias Neng.

Namun, pada hari Selasa 7 maret 2017 baru lalu, ibunya Hindun binti Raisan (77) menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 13.30 WIB. Tetapi, jenazah almarhumah ibunya tidak dishalatkan di mushalla Al Mukmin, yang terletak sekitar 200 meter dari kediamannya.

Sedangkan, dijelaskan Sunengsih alias Neng, dihari meninggal ibunya, dirinya meminta ustadz Muhammad Safi’i yang menjadi ustadz keluarga sekaligus pengurus masjid Al Mukmin, agar ibunya dishalatkan di musholla. Namun, ustadz menjawab “Nggak usah Neng, percuma nggak ada orang, di rumah saja, nanti gue yang mimpin,” jelas Sunengsih alias Neng menirukan ucapan Ustadz Muhammad Safi’i.

Sementara, Sunengsih alias Neng (47) menduga pernyataan itu dilontarkan karena pilihan ibunya. Namun, dirinya tidak pernah mengklarifikasi sang ustadz atas dugaannya itu.

Saat ditemui terpisah, ustadz Muhammad Safi’i menyangkal tuduhan Sunengsih alias Neng (47). Kata dia saran itu disampaikan karena saat itu tengah hujan deras.

SUMBERTribunnews.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini