KH. Nuril Arifin: Sebutan Kafir Tidak Sejalan Dengan Pancasila

KH. Nuril Arifin atau Gus Nuril, seluruh warga Indonesia harus memegang teguh Pancasila.

JAKARTA, harianpijar.com – Negara harus hadir melindungi seluruh warganya. Hal tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal KH Nuril Arifin atau Gus Nuril, dalam acara Ngaji Kebangsaan dan Peringatan HUT ke-44 PDI-P di Kantor DPP PDI-P Lenteng Agung Jakarta.

Menurut KH Nuril Arifin, mengatakan, seluruh warga Indonesia harus memegang teguh Pancasila. Hal itu terjabarkan dalam konsitusi yang di dalamnya mengakui keberadaan enam agama, yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu.

Baca juga:   Kapolri: Polri Dimusuhi karena Dianggap Kafir Harbi

Lebih lanjut, KH. Nuril Arifin menegaskan, perlu ada perlindungan terhadap penganut keenam agama tersebut. Lain itu, perlu ada penegasan bahwa negara meresmikan enam agama.

“Maka sesuai dasar Pancasila, pengikut enam agama tidak boleh dikafirkan dan negara harus hadir kepada semua agama,” kata KH. Nuril Arifin atau Gus Nuril saat menghadiri acara Ngaji Kebangsaan dan Peringatan HUT ke-44 PDI-P di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu 21 Januari 2017.

Selanjutnya, juga menurut KH. Nuril Arifin, menilai bahwa pihak yang menuding warga lain dengan sebutan kafir tidak sejalan dengan Pancasila sebab menjatuhkan martabat kemanusiaannya. Karena, kelompok tersebut rentan memecah-belah kesatuan bangsa.

Baca juga:   Kapolri: Teroris Menganggap Polisi Kafir Yang Harus Diperangi

“Kita enggak bisa lagi menoleransi lagi keadaan yang carut-marut ini sehingga sampai semua orang dikafirkan, dijelekkan, dan dihancurkan martabatnya. Ini sama sekali tidak layak,” tegas KH. Nuril Arifin. .

Untuk itu, negara perlu menunjukkan sikap tegas. Jika tidak diantisipasi, kondisi tersebut dapat menghancurkan sendi pembangunan sendi kebangsaan yang sudah dikokohkan oleh para pendiri negara.

SUMBERKompas.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini