Jubir Donald Trump: Tidak Ada Bukti Intelijen Rusia Retas Hasil Pemilu AS

Juru bicara Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, tudingan itu pun menjadi tidak bertanggung jawab karena belum ada laporan akhir intelijen yang menjelaskan bahwa kemenangan Trump dibantu oleh Rusia.

JAKARTA, harianpijar.com – Juru bicara Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump, mengatakan, tidak ada bukti yang mampu menjelaskan tudingan bahwa Rusia meretas hasil pemilihan umum presiden AS.

Menurut juru bicara Presiden Amerika Seikat Sean Spicer, bukan hanya itu, tudingan itu pun menjadi tidak bertanggung jawab karena belum ada laporan akhir intelijen yang mampu menjelaskan bahwa kemenangan Trump dibantu oleh Rusia.

“Tidak ada bukti bahwa mereka mempengaruhi pemilu. Gagasan untuk menyimpulkan sebelum memiliki laporan akhir adalah tidak bertangung jawab,” kata San Spicer seperti dilansir Reuters, Selasa 3 Januari 2017.

Sementara sebelumnya, menurur Donald Trump, menyebut keterlibatan Rusia dalam Pemilu Amerika Serikat sebagai sesuatu hal yang konyol.

Baca juga:   Pendiri Intel Andrew Grove, Imigran Sukses Amerika Serikat

“Saya pikir itu hanya alasan yang dibuat-buat. Saya tidak percaya itu,” kata presiden terpilih Donald Trump pada wawancara di acara Fox News Sunday, seperti dikutip CNN.

Sedangkan, Presiden Barack Obama, pekan lalu mengusir 35 terduga mata-mata Rusia dan menjatuhkan sanksi pada dua badan intelijen Rusia karena diduga terlibat membantu Donald Trump mengalahkan calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton pada pemilihan 8 November lalu 2016.

Menurut Presiden Barack Obama, keputusan berdasarkan pernyataan Badan Pusat Intelijen AS (CIA) yang membenarkan Rusia telah ikut campur dalam memenangkan Trump dalam pemilu presiden.

Lain itu, Presiden AS Barack Obama juga mengeluarkan sanksi diplomatik dan ekonomi terhadap Rusia karena tindakannya membahayakan kepentingan nasional AS serta melanggar norma-norma internasional.

Baca juga:   Menlu Indonesia Menilai Kebijakan Donald Trump Masih Akan Berubah

Sangsi ekonomi, dengan membekukan aset dan menghentikan sistem finansial dua lembaga intelijen Rusia Main Intelligence Directorate (GRU) dan Federal Security Service (FSB).

Lebih lanjut, sanksi serupa juga berlaku pada tiga badan lainnya, yakni Special Technology Center di St. Peterseburg, Zorsecurity atau Esage Lab, serta Professional Association of Designers of Data Processing Systems.

Sementara, sanksi individu diberikan pada sejumlah pihak, antara lain pada pimpinan GRU Igor Valentinovich Korobov, Deputy GRU Sergey Aleksandrovich Gizunov, Deputy satu GRU Igor Olegovich Kostyukov dan Vladimir Stepanovich Alexseyev.

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini