Terpilihnya Jokowi Sebagai Pemimpin Terbaik Asia-Australia, Hasil Kerja Keras Tim Ekonomi

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, turut bersukacita atas terpilihnya sang bos sebagai pemimpin terbaik di Asia-Australia.

JAKARTA, harianpijar.com – Terpilihnya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai pemimpin terbaik di kawasan Asia-Australia dalam tahun 2016 berdasarkan hasil survei Bloomberg, tidak lepas dari hasil kerja keras tim ekonomi.

Dalam tahun 2016, kerja keras tim ekonomi Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla banyak mendapat perhatian dari berbagai kalangan, baik dalam negeri hingga luar negeri.

Lain itu, kerja keras yang dimaksud mulai dari mengatur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, meningkatkan penerimaan negara, mengejar pertumbuhan ekonomi, menjaga nilai tukar atau kurs rupiah, hingga mengentaskan kemiskinan terus dievaluasi oleh publik.

Setidaknya, ada tiga indikator yang berhasil dicapai oleh Presiden Joko Widodo, yakni mampu menaikkan nilai tukar rupiah hingga 2,41 persen, menjaga pertumbuhan ekonomi dikisaran 5,02 persen, dan memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi sebesar 69 persen.

Sementara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menanggapi hal ini, mengatakan, turut bersukacita atas terpilihnya sang bos sebagai pemimpin terbaik di Asia-Australia.

Baca juga:   Soal Nyalon Walikota, Gibran Mengaku Hormati Sesepuh PDIP di Solo

“Alhamdulillah. Banyak indikator yang tetap kita harus perhatikan. Tapi kalau indikator itu dikatakan positif, kita senang,” kata Sri Mulyani Indrawati, Sabtu 31 Desember 2016 baru lalu.

Namun, prestasi yang dicapai Presiden RI Joko Widodo tersebut, boleh jadi tidak lepas dari peranan Sri Mulyani Indrawati, yang pada pertengahan Juli 2016 resmi menjadi Menteri Keuangan.

Sementara, sejak menduduki kursi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati langsung melancarkan terobosan-terobosan gagasan-gagasan untuk mengejar sejumlah target-target yang telah dibidik Presiden.

Setelah resmi menjadi Menteri Keuangan, tentu publik masih ingat, Sri Mulyani Indrawati langsung memotong anggaran, yang jumlahnya cukup tinggi, sampai akhir tahun mencapai Rp137,6 triliun. Lantaran, melihat potensi penerimaan perpajakan yang meleset hingga Rp219 triliun.

Selanjutnya, melalui program pengampunan pajak atau tax amnesty, tim ekonomi kian menjadi sorotan. Sri Mulyani Indrawati bersama timnya, hingga saat ini berhasil mengumpulkan harta mencapai Rp4.296 triliun dan setidaknya negara mendapat aliran uang tebusan sebesar Rp103,3 triliun.

Dengan prestasi yang didapat Presiden RI Joko Widodo, Sri Mulyani Indrawati rupanya tidak ingin terlena. Dirinya menilai, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikannya.

Baca juga:   Usul Masa Jabatan Presiden 3 Periode, Saan Mustopa: NasDem Tidak Cari Muka

“Fokus kita tidak di nilai tukar maupun pertumbuhan ekonomi saja. Fokus kita pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan, menciptakan kesempatan kerja,” tegas Sri Mulyani Indrawati.

Begitu juga halnya dengan proyek infrastruktur yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo juga tidak luput dari pandangan Sri Mulyani Indrawati. “Kita ingin mengurangi gap infrastruktur. Kita harus tetap pada hal-hal yang fundamental. Karena itu yang betul-betul berarti bagi masyarakat,” jelas Sri Mulyani Indrawati.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tugas berat itu akan mulai dikejar awal tahun 2017. Tetapi, dirinya enggan menafsir terlalu banyak target di tahun 2017 ini.

Lebih lanjut, dirinya hanya memiliki satu resolusi yang sederhana bagi negara dan pribadinya sendiri. “Saya pikir, Indonesia deserves better, begitu saja. Untuk pribadi, semoga jadi manusia yang lebih bijaksana,” tandas Sri Mulyani Indrawati yang berjuluk anak emas Presiden itu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini