Kasus Terorisme Meningkat di Tahun 2016, Kapolri Ungkap Alasannya

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

JAKARTA, harianpijar.com – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, penanganan kasus terorisme di tahun 2016 meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tahun lalu, ada 82 kasus terorisme yang ditangani oleh Polri. Sedangkan tahun 2016 Jumlah itu meningkat mencapai 170 kasus. Kapolri juga mengakui, peningkatan kasus terorisme cukup signifikan dalam setahun terakhir ini.

“Bukan hanya serangannya, tapi total termasuk yang digagalkan. Banyak yang berhasil digagalkan dengan baik,” ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 28 Desember 2016.

Baca juga:   Dedi Prasetyo: Polri Periksa 41 Tersangka 22 Mei yang Diduga Terafiliasi ISIS

Tito menjelaskan, tak cuma di Indonesia, gerakan kelompok teroris di dunia juga semakin gencar beberapa waktu terakhir. Hal tersebut disebabkan dinamika kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

2015, ISIS masih mengekspansi secara perlahan wilayah di beberapa negara. Selanjutnya, di 2016, negara-negara besar di barat menekan hingga ISIS terpojok.

“Mereka tidak bisa bergerak dan jumlahnya semakin mengecil,” jelas Tito.

Oleh sebab itu, untuk mengalihkan perhatian dari posisi mereka, ISIS mengontrol jaringan teroris di luar Suriah dan Irak.

“Jaringan luar negeri ISIS disuruh bergerak karena instruksi dari pusat,” kata Kapolri lagi.

Baca juga:   Soal Pemulangan Eks Anggota ISIS, Komnas HAM: Sepanjang WNI, Pemerintah Harus Urus

Tak cuma memberantas sel-sel kecil dari jaringan teroris, Polri juga mencegah warga negara Indonesia berangkat ke Suriah untuk berbaiat kepada ISIS.

Tahun ini, terungkap beberapa kelompok yang tugasnya merekrut WNI ataupun warga negara asing yang diselundupkan ke Indonesia supaya bisa diberangkatkan ke Suriah.

Untuk mencegah masuknya WNI ke Suriah, Pemerintah Indonesia menjalin hubungan dengan Turki .

“Kerja sama dengan Turki cukup baik. Dari jaringan intelijen mereka melakukan penangkapan dan dideportasi,” ujar Tito.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini