Apa Sebenarnya Yang Terjadi Ketika Jantung Berhenti Berdetak?

Carrie Fisher
Carrie Fisher

harianpijar.com – Carrie Fisher (60), Sang Pemeran Princess Leila dalam film Star Wars ini, dinyatakan telah meninggal dunia pada Selasa, 27 Desember 2016. Penyebab kematiannya karena mengalami serangan jantung dalam penerbangan dari London menuju ke Los Angeles, Jumat, 23 Desember 2016 lalu.

Seperti dilaporkan TMZ, Fisher meninggal dunia karena jantung berhenti berdetak atau cardiac arrest. jantung berhenti ini pada umumnya terjadi setelah serangan jantung atau selama pemulihan serangan jantung.

Serangan jantung yang dialami Fisher terjadi sekitar 15 menit sebelum pesawat mendarat. Selanjutnya, Fisher langsung diberikan CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru-paru) di pesawat.

Menurut Wikipedia, CPR atau resusitasi jantung paru-paru ialah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.

Walau sempat bertahan beberapa hari, nyawa Fisher akhirnya tak tertolong. Lalu, Apa sebenarnya yang terjadi ketika jantung berhenti berdetak?

Baca juga:   Politisi PDIP: Sikap Garuda Indonesia Tidak Profesional

Dr S. Jacob Scheinerman, ahli bedah jantung dari Lenox Hill Hospital di New York City menjelaskan, saat jantung berhenti, darah tidak mengalir ke seluruh organ tubuh, termasuk jantung dan otak. jantung berhenti berdetak disebabkan oleh terganggunya sistem listrik jantung.

Baca juga:   Politisi PDIP: Sikap Garuda Indonesia Tidak Profesional

Saat seseorang tidak mendapatkan aliran darah yang cukup di otaknya, tubuh bisa kehilangan kesadaran. Setelah itu, orang tersebut kemungkinan akan mengalami henti napas.

CPR pun harus dilakukan sebagai pertolongan pertama. Jika dalam waktu 5-10 menit detak jantung berhenti dan tanpa CPR, dalam hitungan menit kerusakan otak dapat terjadi.

Menurut Dr S. Jacob Scheinerman, meski jantung kembali bertedak, kurangnya aliran darah tetap bisa menyebabkan kerusakan serius pada organ-organ vital, seperti otak dan ginjal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar Anda!
Masukkan nama Anda disini